Kisah Sukses Toru Kumon
Seorang Guru yang Tak Pandai Berdagang, Mengembangkan
Usaha Berskala Global
Seorang Guru yang Tak Pandai Berdagang, Mengembangkan
Usaha Berskala Global
Toru kecil yang dalam dirinya tumbuh keinginan untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain dengan membuat orang-orang bahagia, suka membaca biografi tokoh-tokoh besar dunia. David Livingstone (1813-1873) yang mengabdikan hidupnya untuk memajukan perubahan positif pada orang-orang Afrika. Shoin Yoshida (1830-1859) yang peduli pada masa depan bangsa dan kemudian mengajar siswa-siswanya. Ada banyak cara untuk berguna bagi dunia. Toru terinspirasi, merasa seolah-olah ia melakukan kebaikan seperti pemeran utama dalam biografi. Di sekolah, ia melakukan kebaikan dengan membantu teman-temannya dalam belajar.
Yang memberikan Toru arah yang besar untuk cita-citanya adalah Catatan seminar dari seorang pemikir religius, Kanzo Uchimura (1861-1930) yang berjudul 'Warisan Terbesar'. Catatan itu berbunyi, "Simpanlah uang dan tinggalkan untuk generasi yang akan datang sebagai niat baik. Jika hal ini sulit, wariskan usaha Anda untuk generasi yang akan datang. Jika Anda tidak pandai dalam usaha, jadilah seorang guru dan sebarkan ideologi dan pelajaran kepada mereka yang muda. Dalam hal manapun, warisan terbesar adalah mewujudkan keadilan yang Anda yakini sendiri dengan melewati kesulitan." Toru yang sangat terkesan, berpikir, "Saya tidak pandai berdagang, dan merasa bersalah saat menjual sesuatu untuk mendapatkan keuntungan dengan menaikkan harga. Mewariskan bisnis untuk generasi yang akan datang, memerlukan uang. Yang tersisa pada saya adalah mengembangkan siswa dengan mengajar Matematika yang merupakan pelajaran yang saya kuasai..." Pemikiran ini merupakan bagian dari alasan Toru memilih jalan menjadi seorang guru di kemudian hari.
Toru yang telah menjadi seorang guru, melakukan 'kebaikan yang sesungguhnya' untuk membantu mengembangkan siswa-siswanya dengan memberikan mereka pelajaran dengan cara 'belajar secara mandiri' dan menggalakkan kegiatan membaca di sekolah almamaternya. Namun demikian, ketika menjadi guru di sekolah negeri yang memberikan pelajaran konvensional, ia tidak dapat mengajar sesuai dengan yang diinginkannya. Siswa hanya menyalin tulisan guru mereka di papan tulis kata demi kata, karena mereka lemah dalam kemampuan berhitung aljabar. Hati nuraninya menjadi terluka karena kenyataan ini sangat jauh dari keinginannya.
Dalam masa-masa itu, metode belajar yang telah Toru cobakan pada anak laki-laki pertamanya dengan bahan pelajaran yang ditulis tangan, menjadi sukses. Ini memberikan Toru sebuah titik balik. la melihat tanda-tanda yang menjanjikan di kelas-kelas yang memberikan bimbingan, termasuk kelas dimana Teiko mengajar. Katanya, "Ini adalah metode belajar dimana setiap anak mendapatkan manfaat!" Lebih jauh lagi, Toru telah memberikan kontribusi untuk sejarah revolusioner dalam hal penerimaan wanita di angkatan kerja. la telah menciptakan metode belajar yang menghargai kemampuan wanita dan mendorong wanita keluar dari adat tradisional dari ibu rumah tangga, menjadi orang yang memberikan kontribusi yang berharga dalam dunia pendidikan. "Jika saya dapat membantu siswa saya menjadi seorang guru, saya membantu mereka membentuk kehidupan mereka di masa depan juga!" Toru akhirnya menemukan usaha yang menjadi warisan terbesar'-nya.
Pada tahun 1958, Toru memulai pengembangan Metode Kumon yang sesungguhnya. Tujuannya adalah menyebarkannya ke seluruh dunia. 'Daftar Rencana Usaha Pada Masa yang Akan Datang yang dikemukakannya pada tahun 1962, ter¬masuk di antaranya adalah: memberikan pendidikan Matematika di panti asuhan, mengembangkan ke wilayah Tokyo, mendapat permintaan kerjasama dari guru-guru SD, SMP dan SMA, mendirikan sekolah Kumon, memberikan bantuan dana untuk pendidikan, membangun laboratorium sains, menciptakan bahan pelajaran Kumon untuk program bahasa Jepang, bahasa Inggris dan bahasa Jerman, menyampaikan usulan-kepada Kementerian Pendidikan tentang pedoman kurikulum, menyebarluaskan bahan pelajaran ini ke luarnegeri, dan mendirikan taman kanak-kanak.
Ini menunjukkan dengan jelas antusisame Toru untuk bisnis pendidikan. Yang mengejutkan, ia memikirkan prospek masa depan ini pada saat dimana hanya ada 210 kelas dengan 2.500 siswa. Kita dapat melihat dengan jelas betapa jauhnya pandangannya untuk masa yang akan datang, bahkan di tahap yang sangat awal seperti ini.
Di masa itu, Dr. Albert Schweitzer (1875-1965) yang terkenal sebagai The Saint of the Primeval Forest' (orang suci untuk hutan primitif), masih hidup. Toru berpikir, "Schweitzer pergi ke Afrika untuk menyebarkan pengajaran Agama Kristen dan tenaga medis. Kita akan pergi ke Afrika untuk menyebarkan Metode Kumon dan kita akan berjabatan tangan dengannya di tengah-tengah hutan."
Toru berharap dapat menyebarkan Metode Kumon ke setiap sudut di dunia, sepanjang ada orang-orang yang ingin belajar. la yakin, "Metode belajar ini lebih baik dari metode lainnya yang sudah ada. Siswa akan senang belajar dan pembimbing akan senang membimbingnya dalam proses belajar mereka. Karena itu, saya harus menyebarkan metode ini dengan cara bagaimanapun juga." Sejak Metode Kumon berdiri, beliau menapaki jalan yang tak tergoyahkan. Dan kitapun, saat ini, menapaki jalan yang sama. Kita berharap agar se-banyak mungkin anak terbuka pikirannya untuk menggali kebahagiaan dan perdamaian dunia melalui pengalaman belajar dengan Metode Kumon. Metode ini memberikan kepercayaan diri dan harapan untuk masa depan dan kebijaksanaan umat manusia. Inilah sebabnya mengapa sangat penting bagi Kumon untuk terus mengembangkan kegiatan ini tidak hanya di Jepang tetapi sampai ke seluruh dunia.
'Metode Kumon untuk sebanyak mungkin anak!' Ini adalah slogan terbesar kita dan menjadi tema abadi selama perusahaan ini masih ada.
Pandangan Toru yang jauh melampaui 'hari ini' ke masa yang akan datang, diungkapkan dalam kata-katanya: "Sebagaimana kita ketahui, misi Kumon adalah merubah tren pendidikan di dunia menjadi pendidikan perseorangan dan memberikan kontribusi bagi perdamaian dunia dengan mengembangkan orang-orang yang handal.”
Tanpa tergoyahkan, kita harus terus maju, dan selalu mencamkan dalam hati, "Metode Kumon adalah untuk sebanyak mungkin anak.' (diambil dari buku Jalan tak tergoyahkan melampau cakrawala, halaman 41-43)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar